Widget HTML Atas

Klik Tombol Dibawah Untuk Support Kami

JEFF THE KILLER Vs. SLENDERMAN Part 2


Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih dan orang berdiri
JEFF THE KILLER Vs. SLENDERMAN (Part 2)

Credited to : Dylan Roberts


"Dasar tikus tikus sial, kalian ini memang tak lebih daripada hama."
Teriak Jeff sembari tikus tikus itu menelusup ke semak yang lain.
Jeff pun melanjutkan perjalanannya. Hujan yang mengguyur punggungnya mulai agak reda. Penglihatannya semakin memburam, dan sebuah suara kencang menyeruak di kepalanya. Yang ternyata hanya imajinasi sinting Jeff, karena hutan tetap sunyi. Langkahnya berderap kencang, dia bersumpah serapah begitu bising. Hal seperti ini tak pernah dia risaukan sebelumnya.
Kebisingan yang menenggelamkan Jeff lambat laun menghilang. Jeff terduduk menyandar ke pohon. Kedua botol di genggamannya menggelinding ke tanah. Salah satu botol membentur kayu dan pecah berserakan. Suara itu memaksa Jeff kembali tak sadarkan diri. Sembari matanya akan terpejam sekali lagi, penglihatan kaburnya segera terbuka oleh sesuatu berbentuk lonjong, dan putih yang mengitarinya. Sepasang matanya segera melotot tajam karena kaget, akan tetapi benda putih itu kembali menghilang.
"Apa apaan itu tadi?"
Jeff terkekeh oleh keterkejutannya sendiri. Trik apalagi yang dimainkan pikirannya?
"Sekarang aku tahu itu bukan tikus, sialan!"
Dia kemudian mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang mengintainya dari dalam kegelapan, menguntitnya sejak tadi.
"Sudah cukup, aku tak sudi main main. Dimana kau, dasar sialan!?" bentak Jeff dengan kencang menunggu sebuah respon. Diapun segera mendapat respon. Ketika dia hendak berjalan lagi, dia merasakan gelitikan lembut di lehernya.
"Itu bukan angin sial, pengecut. Keluar dari semak semak atau kuhabisi kau!" Jeff mulai emosi. Tempat ini benar benar aneh, tapi dia begitu menikmati berada di sana setiap menitnya. Dengan sigap, dikeluarkannya pisau yang berkilau itu dari kantung jaketnya, dan mulai membabati pepohonan di kegelapan.
"Keluarlah kau tolol!" teriaknya. "Tak usah ngumpet terus, aku akan menguliti setiap lapis kulit kayu untuk menggorok lehermu!"
Jeff mengacungkan pisaunya ke arah pohon tinggi dan kurus yang berada di samping kiri penglihatanya, lalu menusuknya. Dia tertegun ketika melihat lebih dekat, bahwa pohon itu, atau yang dia kira pohon memudar di kegelapan dalam sepersekian detik cepatnya. Tak tahu harus bagaimana, dia segera menoleh ke sebelah kanan, dan menghunus ke gelapnya malam. Dia menatap ke rimbunan pepohonan, dan mendapati sesuatu yang tak di duga duga olehnya. Di hadapan bocah saiko itu berdiri pria berbaju hitam, bersih, kurus, dan amat tinggi. Hanya itu awalnya yang diamati Jeff, karena kegelapan mengganggu penglihatannya.
Ketika matanya mulai fokus, dengan cepat dia dapat melihat keseluruhan penampakan pria itu. Yang sangat kurus, berwajah pucat, malah berwarna putih sekali. Sambil Jeff meneliti wajah pria itu, segera dia menyadari bahwa tak ada apapun di wajahnya. "Makhluk" ini tak punya wajah, tidak ada mata, hidung, dan mulut. Hanya kepala putih, dan mulus. Ini membuat Jeff geli, dan segera saja dia terbahak. Dan bukannya terkejut, Jeff malah memaki makhluk di hadapannya itu,
"Jadi kau si tolol yang mengikutiku dari tadi ya heh?"
Tatap Jeff sekali lagi pada wajah kosong itu.
"Kau tahu, aku tak tahu makhluk apaan kau ini, tapi kau mengingatkanku pada diriku sendiri"
"Kau berwajah putih total yang tampan, tapi kau kurang senyuman!"
Jeff tergelak tak terkendali oleh celetukannya sendiri. Belum berhenti tawanya, tiba tiba suara berdenging menyeruak gendang telinganya, hingga membuat Jeff terjatuh. Dia terkungkung oleh kegelapan yang mendadak melingkupinya sambil membekap kedua telinganya yang nyeri. Sosok yang baru saja di ejeknya itu sekarang menyebabkan dia amat sangat kesakitan, bagian wajah makhluk itu yang seharusnya terdapat sepasang mata menghadap lurus ke arah Jeff. Pada titik itu, Jeff terlonjak. Menghempaskan kesakitannya, mengayunkan pisau lagi, dan mulai menebas nebas. Tapi gerakannya sia sia, pria jangkung itu sungguh cepat, hampir seperti berteleportasi ke sana kemari menghindari serangan.
Si pria jangkung menyerang balik. Jeff melihat seperti ada tentakel bergelayut di punggung musuhnya. Yang kemudian menjalar njalar hendak menjerat Jeff, sembari Jeff menebas nebaskan pisaunya ke setiap tentakel yang mendekat. Jeff merangsek dan menebas sesuatu yang tampaknya adalah lengan. Dalam sekejap saja, tentakel itu sudah tumbuh lagi. Membuat Jeff terhenyak. Dia merasa pria itu hampir serupa dengan pohon dengan tentakel itu sebagai ranting ranting nya. Jeff melarikan diri dari hutan, sadar bahwa tak mungkin dia melawan entah makhluk apapun itu di dalam tempat kekuasaanya.
Jeff segera kabur dari penyerangnya, dan mendapati diri sudah sampai di tempat di mana dia tadi masuk ke hutan. Di sebelah kanannya terdapat pemakaman. Tanah lapang. Dia berlari menembus rimbunan pepohonan, terlihat olehnya sebuah pohon terpisah dari yang lainnya. Pohon yang sama yang tadi di lihatnya. Dia berlari ke arah pohon itu, dan membaca sebuah kertas yang tadi dia lihat dari kejauhan.
"Jangan memasuki hutan saat malam, pria jangkung terlihat berkeliaran di sana belakangan ini, beberapa orang menyebutnya Slenderman. Peringatan, jika masuk tanggung resikonya sendiri."
Makhluk apapun itu yang sedari tadi mengintainya ternyata dijuluki Slenderman. Nama yang sangat cocok dengan perawakan sosok jangkung, dan pucat itu. Jeff tergesa gesa menuju area pemakaman, kemudian menunggu musuhnya di sana, sambil menggenggam pisaunya yang tajam dan berlumuran darah.
Pengharapan Jeff terkabul, Slenderman muncul dari dalam hutan. Terlihat agak enggan untuk keluar dari teritorinya. Namun akhirnya, dia pun keluar dan langsung menerjang Jeff. Insting sang psikopat kembali menajam, dia meloncat menyongsong si pria jangkung. Jeff dengan segera terjerat oleh tentakel musuhnya, dan dihempaskan membentur pohon terdekat.
Jeff menebaskan pisaunya ke sulur yang menjeratnya. Dan dia berhasil memotong salah satu lengan asli Slenderman. Darah mengucur dari lukanya. Walaupun begitu sang sosok pucat tak menunjukan emosi apapun, dan hendak menyerang Jeff lagi. Dia terus mengayunkan tubuh Jeff membentur pepohonan, dan bebatuan tajam, sehingga pisau di tangan Jeff terlepas dari genggamannya, jatuh ke tanah bersamaan dengan Jeff. Bertubrukan dengan daratan pisau itu membalik dan menusuk perut Jeff secepat kilat. Darah merembesi jaketnya, dan segera menggenangi tanah dengan cairan merah. Dia bangkit dengan agak sempoyongan.
"Cuma itu kemampuanmu Slendy?" "pukulan ayahku dengan sabuknya lebih kuat daripada ranting ranting lengan anehmu yang lemah itu!"
Slenderman tetap tak merespon, dan langsung menyerang. Dia merenggut sebuah batu besi dari salah satu makam, tapi sebelum dia berhasil meraihnya, Jeff sudah mencabut pisau yang tertancap di perutnya lalu kemudian melemparkannya menghunus ke arah Slenderman. Keakuratan lemparan Jeff tak diragukan, pisau itu menebas salah satu lengan si pria jangkung.
Lengan kiri Slenderman terputus, jatuh ke tanah dengan suara gedebuk. Dan segera terguyur oleh darah kental yang mengucur dari bahunya. Lengan itu benar benar basah oleh darah. Dengan cepat Slenderman menghilang dalam kegelapan, namun mendadak muncul di belakang Jeff. Di tangan kanannya tergenggam sepotong batu granit, yang kemudian langsung di hunjamkan ke samping kepala Jeff. Jeff terhempas ke tanah sekali lagi, hampir tak sadarkan diri.
Belum pulih dari ketidaksadarannya, dia sudah berada dalam jeratan si pria jangkung, yang kemudian melemparkan tubuhnya ke arah nisan nisan makam. Menghancurkan sebuah nisan oleh benturan dengan tubuh Jeff . Jeff kembali bangkit sekali lagi, matanya terfokus pada nisan yang hancur itu, dan kedua bola mata hitamnya melebar.
Jeff segera mengenali tulisan yang terukir di sana. Tulisan dari nama saudaranya, Liu. Sesuatu merasuk dalam diri Jeff. Amarah yang tak terbendung tiba tiba memenuhinya, dan dia merangsek menuju ke arah Slenderman dengan kecepatan luar biasa. Pisaunya segera menebas tembus ke pakaian Slenderman, dan menghunus kulit pucatnya. Slenderman mulai melakukan teleportasi dan berpindah pindah tempat lagi ke sepenjuru hutan.


Bersambung... Jeff The Killer Vs. Slenderman Part 3

No comments for "JEFF THE KILLER Vs. SLENDERMAN Part 2"