JEFF THE KILLER Vs. SLENDERMAN Part 3

JEFF THE KILLER Vs.
SLENDERMAN
Credited to : Dylan Roberts
Slenderman mulai melakukan teleportasi dan berpindah pindah
tempat lagi ke sepenjuru hutan.
"Ayolah jahanam, aku belum selesai denganmu!" seru
Jeff. "Aku ingin membantumu tidur nyenyak Randy! Kau kelihatan lelah
banget!"
Apapun itu yang merasuki Jeff membuat kegilaan menguasainya. Dia
menjadi hilang akal. Dia berlari mengejar Slenderman, kembali memasuki hutan.
Begitu bernafsu menerjang pepohonan, tanpa mewaspadai tempat di sekitarnya.
Jeff masuk lebih jauh ke dalam hutan, memburu si jangkung. Jeff
kurang berhati hati sehingga dia tersandung sebuah dahan pohon. Diapun
tersungkur ke tanah, pecahan kaca menggores tubuhnya, dan semua isi kantong
jaket Jeff terlontar keluar. Barang barang itu bertebaran di tanah. Jeff
mendongak menampakan wajahnya yang penuh luka dan berlumuran darah, tercium
olehnya bau alkohol. Jeff tahu dia pernah berada di tempat itu sebelumnya,
dimana dia terduduk bersandar ke sebuah pohon dan menjatuhkan botol wiski di
tangannya.
Jeff tergesa gesa mencari pisaunya di tanah. Tanganya menyentuh
sesuatu yang hangat, yang diharapkannya adalah pisau itu. Jeff segera meraih
pemantik api. Dan langsung menyalakannya, guna menerangi keadaan sekitar.
Tangannya yang berlumuran darah membasahi pemantik plastik itu. Setelah
beberapa kali mencoba memantik, sebuah nyala kecil api oranye akhirnya muncul.
Jeff mengarahkan nyala apinya ke depan supaya dia dapat melihat
dimana pisaunya berada, yang ternyata persis di dekatnya. Tapi sebelum dia
bergerak meraihnya, tiba tiba Slenderman muncul di hadapannya. Wajah Slenderman
yang putih mulus sekarang penuh luka gores dan darah berwarna hitam. Meskipun
dia terlihat kesakitan, Slenderman tetap tangguh.
Pemantik di genggaman Jeff terlucut karena darah melicinkan
telapak tangannya. Bara api kecil itu terjatuh di tanah. Api kecil itu memercik
menghanguskan tanah bersamaan dengan pemantiknya. Kedua makhluk itu hendak
segera menjauh dari kobaran api. Namun sebelum mereka berdua cukup menjauh,
nyala api itu sudah menyebar akibat alkohol yang sudah membasahi tanah.
Hanya dalam beberapa detik, lidah api menjalari hutan. Jeff
segera berlindung, tak ada siapapun yang terbakar.
Slenderman tak menghiraukan apa yang terjadi, dan masih berusaha menyerang
Jeff. Jeff melawan balik, tak mempedulikan kobaran api oranye kemerahan yang
menjilat jilat menghanguskan tempat di sekelilingnya. Monster jangkung itu
menyambar Jeff. Jeff menghunuskan pisaunya dan melompat.Keadaan Jeff begitu tragis dengan sebuah dahan pohon panjang tertancap di tubuhnya.
Slenderman pun pergi. Dia melesat menuju area aman, yang belum terjilat kobaran api. Slenderman melihat dari kejauhan Jeff yang berusaha melepaskan diri. Namun pada titik itu, Slenderman tahu Jeff sudah tak mungkin bangkit lagi. Monster pucat itu masih dapat mendengar teriakan Jeff, meskipun jarak mereka sudah sangat jauh. Kemudian diapun melaju melesat pergi dari teritorinya, dan meninggalkan Jeff yang terbakar dalam kobaran api.
Jeff, segalanya terbakar. Dia terbungkus dalam kobaran merah itu, tak ada harapan tersisa untuk Jeff. Dia sudah kehilangan kewarasannya sejak dulu kala, namun kali ini berbeda. Dia sudah mencapai batasnya, dan semua kenangannya terbakar bersama seluruh hutan.
Berita selanjutnya, sebuah kebakaran besar yang melalap hutan merambat hingga ke lingkungan warga, penyebabnya masih belum di ketahui. Petugas sedang mempelajari sisa sisa dari hutan. Setelah api berhasil di padamkan. Musibah ini pasti akan banyak membunuh hewan yang hidup di hutan yang dulunya rimbun ini. Berita lebih lanjut akan segera kami siarkan."
"Hey bung, kau butuh bantuan?"
"Kau nggak perlu meng-khawatirkanku. Tidurlah saja yang nyenyak."
Sayangnya, Jeff tertangkap dan tersangkut di jeratan tentakel
Slenderman. Si jangkung mulai membanting banting Jeff, Jeff pun tak diam saja,
dia memukuli Slenderman, dan suara retakan tulang terdengar kencang. Rasa sakit
dadakan itu, mengejutkan Slenderman, yang langsung menghempaskan tubuh Jeff
membentur sebuah pohon raksasa. Benturan itu menimbulkan nyeri yang sangat di
punggung Jeff. Masih dalam kesakitan, Jeff melihat sebuah dahan yang besar
patah di atasnya kemudian jatuh menusuk dada Jeff.
Darah muncrat dari mulut dan lukanya yang menganga sambil dia
berteriak kesakitan.
Nyala api semakin terang, melingkupi Jeff. Berjuang untuk
menghindari panasnya yang membara, dia merangkak menjauh dari pohon besar itu.
Api menelan
***
"Seorang gadis remaja bernama Sarah Burgess dilaporkan
menghilang. Terakhir kali dia terlihat berada di Drop In Bar&Grill sekitar
pukul 9 malam. Jika anda tahu dimanakah Sarah Burgess berada sekarang mohon
untuk menghubungi yang berwenang di nomor 404-835-TOLONG (4357).
Mark mematikan televisinya, dan merebah di sofa.
"Hey sayang, kamu mau pergi melihat hutan itu nggak?
Memeriksa bagaimana bentuknya sekarang? Mereka sudah memadamkan apinya kok.
Juga ada berita tentang gadis yang hilang, mungkin saja kita bisa menemukannya
sembari mengecek hutan."
"Bisa lain kali saja perginya? Aku sibuk sekali Mark, dan
lagi para polisi saja tidak bisa menemukan gadis itu, apalagi kita!"
protes Julia.
Mark membantah, "Oh ayolah, tak ada ruginya kan. Takkan
lebih dari lima menit perjalanan kok!"
"Oke oke baiklah, tapi hanya lima menit ya!"
Pria itu memakai sepatunya, dan pergi meninggalkan rumah bersama
sang istri. Ketika mereka mendekat ke arah sisa sisa hangus hutan itu, terlihat
sesuatu bergerak di hadapan mereka. Bentuknya seperti menyerupai manusia. Saat
mereka sudah berada lebih dekat pada sesuatu itu, mereka mendapati makhluk itu
punya banyak luka bakar di sekujur wajah.
Makhluk itu sama sekali tak mempunyai kelopak mata, dan mulutnya
menampakan luka sobek membentuk seringai aneh. Wajahnya benar benar putih,
dengan sedikit ke abu abuan seperti sengaja di bakar sendiri. Rambutnya yang
hitam dan panjang tampak gosong awut awutan. Mereka mendekatinya untuk melihat
lebih jelas, dan Mark berseru,
"Mark jangan, kita bahkan tak tahu dia itu apa! Bisa saja
dia pembunuh gila yang belakangan ini terdengar!" Bisik Julia ketakutan.
Namun tiba-tiba, makhluk itu bangkit dan bergerak perlahan
mendekati mereka, dia memamerkan sebilah pisau berlumuran cairan merah kental.
"Aku nggak butuh apapun, tapi kuberitahu sepertinya kau
yang harus di bantu untuk tidur."
Jeff menebaskan pisaunya secepat kilat mengenai leher Mark yang
kemudian jatuh tersungkur di tanah. Istrinya pun segera berteriak histeris.
Namun hanya sekejap, karena dia yang selanjutnya begitu Jeff menusukan pisaunya
tepat di jantung wanita itu.
TAMAT
No comments for "JEFF THE KILLER Vs. SLENDERMAN Part 3"
Post a Comment